Menelusuri Kehidupan Remang Di
Jakarta
Jakarta
sudah menjelang malam, dimana terlihat jalanan masih begitu ramai dengan kendaraan
berlalu lalang di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Tepatnya di pinggir
sepanjang jalan raya itu, terlihat begitu banyak motor-motor memasuki kafe
remang-remang yang tampaknya dari luar sedikit kumuh karena bangunannya seperti
bekas toko bertingkat.
Terlihat
sejumlah wanita-wanita dar kalangan remaja hingga yang sudah agak dewasa berada
di pinggir sepanjang deretan kafe remang-remang itu. Wanita-wanita yang
berpakaian sexi dan berdandan mencolok itu sedang mengobrol dengan beberapa
pria, tidak lama kemudian pria-pria hidung belang tersebut masuk ke dalam kafe
dengan wanita yang mengbrl bersamanya tadi.
Kemudian
tampaklah beberapa motor yang sedang di parkir di depan halaman kafe tersebut,
di parkiran itu tidak terlihat satupun mobil yang terparkir karena tempanya
yang tidak begitu besar. “kalau ada pengunjung yang membawa mobil, mobilnya
ditaro di depan sini saja, aman, ga akan hilang,” ujar salah seorang penjaga
berparas seperti orang Ambon.
Suasana
kafe remang-remang ini sudah mulai terasa di depan parkiran karena jaraknya
sangatlah dekat, suara-suara alunan musik sudah sangat begitu kencang
terdengar, dari musik Dangdut remix, house musik, hingga suara orang sedang
tertawa kencang. Semua suara tersebut saling beradu kencang satu sama lain.
Minggu
(15/04) malam, kafe remang-remang ini terlihat begitu ramai. Dari luar
kafe-kafe ini terlihat sangat kecil namun bertingkat dua, tetapi di dalamnya
sangatlah luas. Ketika memasuki ke dalam kafenya, terlihatlah banyak orang, ada
pria dan wanita yang sedang asyik berjoget mengikuti alunan musik, ada yang duduk di sofa sambil minum minuman bir
dan ditemani wanita, dan ada juga pria-pria yang duduk sekedar minum bir,
mengobrol, dan tertawa.
Di
sepanjang deretan kafe remang-remang ini ada pula yang tidak menyediakan
Pekerja seks komersial (PSK). Kafe yang menyediakan wanita ditandainya dnegan
para PSK yg berdiri menarik pelanggan di depan kafenya. Sedangkan kafe yang
tidak menyediakan wanita, di depan kafenya hanya ada penjaganya agar tidak ada
wanita yang berdiri di depan kafe tersebut.
“Disini
kalau kafenya tidak menyediakan wanita biasanya sepi mba,” ujar Ani seorang
mucikari atau biasa disebut Mami. Ani yang berasal dari Jember, Jawa Timur
mengaku memiliki 8 anak buah atau (PSK) yang berasal dari daerahnya tersebut.
“Dulunya
sebelum kafe ini ada, ini bangunan-bangunan kosong yang dulunya bekas Pasar
Koja Lama yang dipindahkan oleh pemerintah karena daerah ini utuk Pelabuhan
Petikemas. Setelah di pindahkan, bangunan ini sempat di kosongkan begitu saja,
lalu di sewakan oleh pemiliknya,” lanjut Ani.
Beberapa
dari kafe-kafe ini merupakan pindahan dari Keramat Tunggak, sebelum Keramat
Tunggak di bongkar, kafe-kafe ini tidak ada dan masih berupa bangunan kosong
yang belum berpenghuni. Setelah Keramat tunggak di bongkar, barulah beberapa
mucikari Kramat tunggak menyewa bangunan ini lalu dijadikannya kafe yang buka
nya dari pukul 20.00 sesudah Isya sampai sebelum Shubuh. Kafe ini tidak seperti
Keramat tunggak yang buka selama 24 jam penuh, pagi, siang, malam.
Kafe
remang-remang ini sering di lakukan razia oleh para aparat, tetapi razia yang
di lakukan hanyalah razia narkoba. Razia yang dilakukan oleh aparat ini secara
sidak atu tiba-tiba. “kafe-kafe disini juga banyak yang dijaga oleh para aparat
mba, jadi razianya hanya sekedar razia narkoba saja,” ujar Ani
“Tarif
PSK untuk melakukan check in sebesar Rp. 200.000, itu sudah termasuk bayar
kamarnya, biasanya juga sih anak buah saya juga dapet uang tip dari tamunya,”
imbuhnya seraya beranjak ingin menemui pelanggannya yang baru saja datang.
Menurut
salah satu penjaga kafe tersebut, kafe remang-remang disisni juga akan di
bongkar oleh pemerintah untuk pelebaran jalan Pelabuhan Petikemas, namun belum
tahu pastinya kapan akan di bongkarnya.
Entah akan pindah kemana lagi tempat lokalisasi daerah Jakarta Utara ini
jika kafe remang-remang ini benar akan di bongkar.
Malam
sudah semakin larut, namun orang-orang yang berada dalam kafe remang-remang ini
masih bersenang-senang seolah tidak kehabisan waktunya.